UN di Mata Gue (Peneliti tak bergelar -_-)

Hello guys, wololo habari (Menanyakan kabar dalam bahasa daerah Gorontalo)
Disini gue mau posing sesuatu lagi. Postingan ini lahir dari keboringan dan kekurangkerjaan gue (Bahasa apaan sih?) di Malam Minggu (SADnight). Hahaha
Gue mau sedikit membahas tentang UN! Lo semua tau kan UN itu apa. Yap, UN adalah singkatan dari Ujian Nasional. UN adalah program pemerintah Indonesia yang diselenggarakan untuk Mengukur dan mengevaluasi standar pendidikan di negara kita (Ini kata gue!!). UN sendiri dilaksanain sejak 2005 gan atau di tahun ini, UN memasuki tahun ke 9. Sebelum UN, kita juga pernah mengenal beberapa ujian terdahulu (Nenek Moyangnya UN) Diantaranya ada Ujian Negara, EBTANAS, UAN,dll.


Nah yang pengen gue sorot disini adalah Pelakasanaan UN ini efektif ga? Nah bicara soal efektif ato tidaknya, itu tergantung sudut pandang dan dari bidang apa kita melihat. Intinya RELATIF! 

Yang sangat disayangkan adalah, munculnya paradigma yang tertanam di kalangan siswa dan masyarakat (Pengamatan Gue). Mendengar kata UN, banyak orang yang takut dengan kata itu. Bagaimana tidak, Hasil susah Payah belajar selama 3 Tahun (SMP/SMA Sedrjt) hanya ditentukan oleh ujian yang hanya beberapa hari aja, terlebih Mata pelajaran yang diujikan tidak semuanya. Memang dalam proses peentuan Kelulusannya Nilai sekolah tetap di perhitungkan, namun hanya 40% dari Nilai Akhir. 

Nah menurut penelitian dan pemahaman Gue (gue siswa yaa.. bukan peneliti, Just Opini), saat ini tak sedikit siswa yang beranggapan bahwa "Belajar untuk UN". Mksdnya adalah Siswa datang kesekolah untuk belajar karena dipersiapkan untuk Mengikuti UN. Yap, hanya untuk UN Bukan untuk masa depan. Mereka (Termasuk saya) mungkin beranggapan demikian. Dan tak bisa dipungkiri Realitanya seperti itu . Ironis bukan. Bahkan Guru-guru yang notabene merupakan orang tua siswa di sekolah pun menanamkan sikap seperti itu. Emangsih ga ditampak, tapi coba deh lo ingat. Pernahkah Guru mengatakan seperti ini "Jangan Lupa belajar, stenga mati di UN" Atau kalimat lainnya yang serupa tapi tak sama (-_-)" . Kenyataannya seperti itu, lantas itu bermasalah ya?

Kalo menurut gue (Menurut Lagi yaahhhh, jangan di ambil patokan), iya bisa jadi. Soalnya Si Siswa malahan hanya fokus untuk mencari nilai. Bukan pengetahuan. Dia hanya sekedar belajar untuk UN, bukan untuk masa depan. Sayang sekali jika lo semua (Gue juga) berpikiran demikian. Terlebih lagi Sikap dan Karakter siswa yang memburuk.

Menurut gue lagi saat ini Sikap dan Karakter siswa (BISA JADI GUE JUGA) sudah mulai memprihatikan. Tak sedikit siswa yang sudah berlaku kuangajar terhadap orang lebih tua, entah dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah. Meskipun jika kita melihat hal tersebut berasal dari lingkungan (Misalnya lingkungan yang menjerumuskan kenakalan Remaja) tetapi bisa jadi hal tersebut timbul dari adanya kasus diatas (UN). Yap, karena siswa Mengetahui UN lah yang paling besar menentukan kelulusan, dia malah gak perduli ama guru. Yang menentukan kelulusan bukan Guru, tapi UN karena ini sudah tertanam rapi didalam cara berpikir Siswa jaman sekarang. Coba lihat, sudah banyak yang gak ngehargain guru (Ada sih, tapi kebanyakan malah Munafik - r: Bagus didepan doang) , itulah yang ada di pikiran gue selama ini. Dan ini gak bisa di salahin ke siapa2 termasuk ke siswanya. Sistemlah yang membuat seperti ini.

Mungkin itu aja pandangan gue yang bisa gue share.. Saran dan kritik bisa langsug di ajukan :)

0 komentar:

Posting Komentar