PSIKOSIS (psikiatri A Psi 5) - Psikologi Brawijaya



PSIKOSIS

(Evan & Yoga, 2016)
 
Psikosis adalah ketidakmampuan seseorang dalam menilai realita, yang ditandai dengan halusinasi dan delusi, emosi dan pikiran yang menyimpang, serta adanya disorganisasi kepribadian. Seseorang dengan gangguan psikotik mengalami perubahan yang menyolok pada proses berpikir, tingkah laku, dan emosi.
Penegakan diagnosis psikosis bergantung pada evaluasi menyeluruh dari banyak simtom dan tanda-tanda, khususnya fokus terhadap proses berpikir, sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama. Berikut ciri-ciri orang dengan gangguan psikotik:

1.      Penampilan dan Tingkah Laku
Seseorang dengan gangguan psikosis biasanya memiliki kecurigaan, kebingungan, menjauh dan tidak memiliki ketertarikan dengan lingkungan. Gerakan tubuh yang ditampilkan biasanya penuh dengan kegelisahan dan mengalami katatonia. Mereka memakai pakaian yang tidak biasanya dipakai kebanyakan orang dan tidak terurus.
2.      Keadaan Afektif
Psikosis dapat terjadi sebagai bagian dari depresi dan manik yang berat. Seseorang dengan gangguan psikotik biasanya menampilkan afeksi yang datar atau afeksi yang tidak sesuai. Dalam kasus ini, abnormalitas mood biasanya mudah terlihat.
3.      Fungsi Intelektual (Kogntif)
Adanya disorientasi kognitif dan hendaya kognitif. Pasien dengan psikotik berat biasanya bingung dengan pengalaman mereka, underestimate dengan umur mereka, dan bertingkah laku lebih buruk dari yang diharapkan di tes psikometrika.
4.      Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi yang dialami oleh seseorang dengan gangguan psikotik adalah adanya halusinasi, yakni sensasi imajinasi- seperti melihat, mendengar, atau mencium sesuatu yang tidak ada di dunia nyata. Halusinasi yang sering dialami oleh seseorang dengan gangguan psikotik adalah mendengarkan suara. Biasanya suara tersebut menuntun mereka untuk menyakiti diri sendiri dan sayangnya mereka mematuhinya. Tak jarang mereka merasa bahwa ada serangga yang merayap di kulit mereka, merasa ada racun di makanan mereka, dan mencium gas yang dilemparkan oleh musuh kepadanya.
5.      Proses Berpikir
Seseorang dengan gangguan psikotik mengalami delusi, yaitu kepercayaan yang salah yang bertentangan dengan fakta yang ada. Biasanya mereka menganggap bahwa mereka telah melakukan kejahatan yang mengerikan atau perbuatan yang penuh dosa (depressive), mereka percaya bahwa tubuh orang lain mengeluarkan bau busuk (somatic), mereka percaya bahwa mereka adalah sesorang yang sangat penting (grandeur), mereka percaya bahwa mereka dikendalikan atau dipengaruhi oleh pasukan yang tak terlihat (influence), mereka percaya bahwa orang lain menipu atau memata-matai dirinya (persecution), atau mereka memberikan kontribusi yang berarti bagi kejadian yang tidak bersangkutan (reference).
6.      Tilikan (Insight)
·         Tilikan derajat 1: pasien menyangkal bahwa ia mengalami gangguan psikotik
·         Tilikan derajat 2: pasien mengalami ambivalensi terhadap penyakitnya
·         Tilikan derajat 3: pasien menyalahkan faktor lain yang menyebabkan ia mengalami gangguan psikotik
·         Tilikan derajat 4: pasien menyadari dirinya mengalami gangguan psikotik dan butuh bantuan tetapi tidak memahami penyebab gangguannya.
·         Tilikan derajat 5: pasien menyadari dirinya mengalami gangguan psikotik dari faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguannya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya.
·         Tilikan derajat 6: pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.

0 komentar:

Posting Komentar