PSIKOSIS
(Evan & Yoga, 2016)
Psikosis
adalah ketidakmampuan seseorang dalam menilai realita, yang ditandai dengan
halusinasi dan delusi, emosi dan pikiran yang menyimpang, serta adanya disorganisasi
kepribadian. Seseorang dengan gangguan psikotik mengalami perubahan yang
menyolok pada proses berpikir, tingkah laku, dan emosi.
Penegakan
diagnosis psikosis bergantung pada evaluasi menyeluruh dari banyak simtom dan
tanda-tanda, khususnya fokus terhadap proses berpikir, sehingga membutuhkan
waktu yang relatif lama. Berikut ciri-ciri orang dengan gangguan psikotik:
1. Penampilan
dan Tingkah Laku
Seseorang
dengan gangguan psikosis biasanya memiliki kecurigaan, kebingungan, menjauh dan
tidak memiliki ketertarikan dengan lingkungan. Gerakan tubuh yang ditampilkan
biasanya penuh dengan kegelisahan dan mengalami katatonia. Mereka memakai
pakaian yang tidak biasanya dipakai kebanyakan orang dan tidak terurus.
2. Keadaan
Afektif
Psikosis
dapat terjadi sebagai bagian dari depresi dan manik yang berat. Seseorang
dengan gangguan psikotik biasanya menampilkan afeksi yang datar atau afeksi
yang tidak sesuai. Dalam kasus ini, abnormalitas mood biasanya mudah terlihat.
3. Fungsi
Intelektual (Kogntif)
Adanya
disorientasi kognitif dan hendaya kognitif. Pasien dengan psikotik berat
biasanya bingung dengan pengalaman mereka, underestimate
dengan umur mereka, dan bertingkah laku lebih buruk dari yang diharapkan di tes
psikometrika.
4. Gangguan
Persepsi
Gangguan
persepsi yang dialami oleh seseorang dengan gangguan psikotik adalah adanya
halusinasi, yakni sensasi imajinasi- seperti melihat, mendengar, atau mencium
sesuatu yang tidak ada di dunia nyata. Halusinasi yang sering dialami oleh
seseorang dengan gangguan psikotik adalah mendengarkan suara. Biasanya suara
tersebut menuntun mereka untuk menyakiti diri sendiri dan sayangnya mereka
mematuhinya. Tak jarang mereka merasa bahwa ada serangga yang merayap di kulit
mereka, merasa ada racun di makanan mereka, dan mencium gas yang dilemparkan
oleh musuh kepadanya.
5. Proses
Berpikir
Seseorang
dengan gangguan psikotik mengalami delusi, yaitu kepercayaan yang salah yang
bertentangan dengan fakta yang ada. Biasanya mereka menganggap bahwa mereka telah
melakukan kejahatan yang mengerikan atau perbuatan yang penuh dosa
(depressive), mereka percaya bahwa tubuh orang lain mengeluarkan bau busuk
(somatic), mereka percaya bahwa mereka adalah sesorang yang sangat penting
(grandeur), mereka percaya bahwa mereka dikendalikan atau dipengaruhi oleh
pasukan yang tak terlihat (influence), mereka percaya bahwa orang lain menipu
atau memata-matai dirinya (persecution), atau mereka memberikan kontribusi yang
berarti bagi kejadian yang tidak bersangkutan (reference).
6. Tilikan
(Insight)
·
Tilikan derajat 1: pasien menyangkal
bahwa ia mengalami gangguan psikotik
·
Tilikan derajat 2: pasien mengalami
ambivalensi terhadap penyakitnya
·
Tilikan derajat 3: pasien menyalahkan
faktor lain yang menyebabkan ia mengalami gangguan psikotik
·
Tilikan derajat 4: pasien menyadari
dirinya mengalami gangguan psikotik dan butuh bantuan tetapi tidak memahami
penyebab gangguannya.
·
Tilikan derajat 5: pasien menyadari
dirinya mengalami gangguan psikotik dari faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguannya
namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya.
·
Tilikan derajat 6: pasien menyadari
sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar